Menurut Drs. Sihotang M.B.A (2007:118), dewasa ini ada beberapa tipe wawancara yang
dapat dikenalkan pada kita yaitu :
1. Wawancara tidak terstruktur
2.Wawancara terstruktur
3. Wawancara gabungan terstruktur dan tidak terstruktur
4. Wawancara pemecahan masalah
Dibawah ini akan diuraikan mengenai kelima jenis wawancara tersebut di atas agar
dapat dipilih beberapa yang sesuai dengan praktek-praktek seleksi sumber daya manusia di
berbagai organisasi.
1.Wawancara tidak terstruktur
Suatu wawancara yang dilakukan pewawancara tanpa mempersiapkan daftar
pertanyaan yang akan diajukan pada pelamar pada saat berlangsungnya wawancara.
Wawancara tidak terstruktur ini biasanya dilakukan para pewawancara dengan lancar
dan dapat menggali informasi yang sangat penting tentang situasi pekerjaan terhadap pelamar. Walaupun pewawancara tidak membuat daftar pertanyaan tertulis tetapi
persiapan dalam proses dan prosedur wawancara telah dipersiapkan secara sistematis
dengan cara lisan di dalam benak atau pikiran pewawancara.
2. Wawancara terstruktur
Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan
struktur/kerangka pertanyaan yang jelas. Dalam wawancara terstruktur, setiap
pewawancaara mengajukan pertanyaan dengan pola atau struktur yang sama kepada
setiap pelamar. Wawancara terstruktur ini digunakan bila yang diwawancarai cukup
banyak dan pertimbangan validasi informasi dari wawancara ini dianggap sangat
penting bagi manajemen. Akan tetapi, ada dua kelemahan wawancara terstruktur ini
yaitu :
-Pelaksanaannya cenderung sangat formal
-Kurang kebebasan bagi pewawancara untuk mengadakan improvisasi
tentang jawaban pelamar yang cukup meanarik, sehingga akhirnya tidak dapat
ditelusuri lebih lanjut karena terbatasnya waktu.
3. Wawancara gabungan antara terstruktur dengan yang tidak terstruktur
Penggabungan kedua jenis wawancara ini sering dilakukan untuk mengambil
kebaikan-kebaikan dari kedua macam wawancara tersebut.
4. Wawancara pemecahan masalah
Dalam wawancara pemecahan masalah ini, pewawancara menyodorkan suatu
masalah atau kasus tertentu untuk mengukur kemampuan pelamar dalam
menyelesaikan suatu problem yang bersifat hipotesis. Dalam pemecahan masalah ini
pewawancara memperhatikan tiga hal, yaitu :
a) Pemecahan masalah atau kesimpulan yang dikemukakan pelamar
b) Cara pendekatan yang digunakannya
c) Sampai sejauh mana pelamar berpikir tenang terhadap suatu tekanan yang sangat
keras sekalipun.
5. Wawancara keadaan stress.
Kadangkala pewawancara mengajukan pertanyaan yang menjengkelkan pelamar,
untuk mengetahui emosi dan sikap pelamar dalam mengahadapi pekerjaan-pekerjaan
gawat darurat seperti penjinak peluru, pemadam kebakaran, dan bencana alam.
Proses wawancara akan menempuh lima langkah pengambilan keputusan yaitu:
1) Persiapan wawancara
Persiapan wawancara dilakukan dengan menyusun berbagai pertanyaan yang
diperkirakan dapat menggali informasi tentang latar belakang, minat, dan sikap
dari plemar.
2) Penciptaan keserasian hubungan
Penciptaan keserasian hubungan dengan sikap saling mempercayai antara pelamar
dengan pewawancara harus dapat menghilangkan ketegangan dengan cara:
a)Menciptakan hubungan dengan sikap saling mempercayai antara pelamar
dengan pewawancara
b) Secepat mungkin diciptakan sedini mungkin
c)Tidak terjadi pembicaraan yang mengalihkan perhatian pada hal-hal lain
seperti peristiwa gempa bumi dan tsunami
d) Wawancara dimulai tepat waktu, sesuai dengan yang dijadwalkan
e) Pewawancara harus memperlihatkan sikap ramah
3) Tukar-menukar informasi
Tukar-menukar informasi dilakukan dengan dua arah, baik dari pewawancara
maupun pelamar. Pewawancara jangan mendominasi pertanyaan sehingga terjadi
tanya jawab timbale balik.
4) Mengakhiri wawancara
Dalam mengakhiri wawancara sangat penting untuk mengingat bahwa
pewawancara sama sekali tidak boleh member indikasi apakah pelamar diterima
atau ditolak. Hal ini harus dilakukan dengan dua alasan, yaitu :
a) Agar opini mengenai pelamar lain yang diwawancarai terpengaruh
b) Karena pelamar yang diwawancarai masih harus mengikuti proses seleksi
selanjutnya.
5) Evaluasi atau penilaian wawancara
Evaluasi atas wawancara yang dilakukan terhadap pelamar sudah barang tentu
dibuat oleh pewawancara berupa daftar hasil wawancara, yaitu sebagai berikut:
a) Sikap pelamar terhadap organisasi
b) Sikap pelamar terhadap atasannya
c) Harapan tentang tugas pekerjaannya
d) Harapan tentang kariernya di kemudian hari
e) Kesan-kesan pewawancara terhadap pelamar.
Yang dianggap sesuai daftar evaluasi ini diakhiri dengan kemungkinan:
a) Lamaran ditolak
b) Lamaran diterima
c) Lamaran diterima tetapi untuk pekerjaan lain di organisasi
Dalam hal lamaran ditolak agar surat lamarannya diarsipkan dan surat
pemberitahuan kepada pelamar dikirimkan untuk menjelaskan bahwa lamaran
ditolak karena tidak sesuai dengan pekerjaan yang diharapkan. Sedangkan
pelamar yang diterima juga dikirimi surat pemberitahuan agar mempersiapkan
diri mengikuti proses seleksi selanjutnya, baik untuk pelatihan pegawai baru
dan penempatan di daerah kerja yang ditentukan organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Kritik dan Sarannya ya...